Siapa yang untung dan siapa yang buntung dalam promosi Komodo sebagai "the new7 wonder"? Saya pribadi melihat ini sebagai sebuah kesia-siaan. Sama sekali tidak penting.
Dimilis tetangga saya membaca bahwa ada beberapa orang yang rela saling memaki karena vote or not for Komodo? Dari beberapa orang yang menggiatkan kembali promosi komodo ini adalah Politisi, pasca pengunduran komodo dari TN7W oleh mantan menteri Kebudpar, Jero Wacik.
Jusuf Kala, Anas Urbaningrum, Baskoro Yudhoyono cukup getol dengan hal ini. Sungguhkah mereka menghendaki Komodo terkenal dan sebagai keajaiban dunia? Atau mereka-mereka ini mengadu keberuntungan Politik melalui nama besar sang Raksasa NTT, Komodo? Mari berpikir melampaui apa yg mereka katakan dan menguak apa yg mereka tidak katakan. Pecaya atau tidak kepedulian mereka ini merupakan 'kosmetika politik' belaka. Tidak Tulus...!
Beberapa teman saya bilang begini; apa sih ruginya hanya satu rupiah utk vote komodo? Dan saya tanya meraka begini; Apa sih pentingnya percaya terhadap omong kosong para politisi Republik sialan ini? Satu miliar selalu berangkat dari satu rupiah. Dan bayangkan, bila semua orang Indonesia dan sebagian besar dunia vote komodo dengan satu rupaih dan kemudian dibatalkan secara sepihak oleh oknum yg tidak bertanggung jawab (mengacu kpd program N7W sebelumnya). Kerugian yg tidak kecil, bukan...!!!???
Komodo itu sudah terkenal sejak dahulu-kala dan semua orang di NTT khusunya Mabar telah menyadari hal itu. Jadi, tidak penting banget mempopulerkan sesuatu yang sudah pada dirinya populer.
Menurut saya sekarang adalah, bagaimana meningkatkan pengawasan di TNK (Taman Nasional Komodo) karena pencurian, penjarahan di TNK sendiri masih menggelora. Pencurian terhadap Rusa di Komodo, Penyelundupan anak-anak komodo ketempat lain (yg tidak pernah diexpose media) dan pencurian hasil laut di TNK merupakan kejahatan internal di TNK. Pemerintah mengabaikan itu karena otak kejahatan ini adalah pemerintah sendiri.
Saya pernah berjumpa dengan seorang warga Labuan Bajo bulan Juli silam dalam perjalanan pulang dari Manggarai, Flores. Dia menceriterakan bahwa di TNK itu ada banyak sarang Walet yang terus dicuri oleh petugas TNK tetapi menggunakan orang sipil dari sape, NTB, yang cukup lihai dalam melakoni hal tersebut. Oknum yg bercerita kepada saya adalah saudara dekat seorang petugas TNK dan saya kenal orang tersebut.
Argumentasi lain bahwa: "Jika komodo menjadi terkenal dan menjadi bagian dari N7W , maka NTT dan Labuan Bajo khususnya akan menjadi kota yang sangat ramai dan infrastrukturnya pasti akan segera dibenahi". BULSHIT...!!! Apakah memang orang Manggarai yang diuntungkan karena terkenalnya KOMODO? Atau orang manggarai akan segera tersisikan ketika KOMODO menjadi semakin terkenal?
Jakarta menjadi terkenal dan maju tetapi harus mengorbankan dan menyisihkan suku betawi dari akarnya. Labuan Bajo pun demikian akan menjadi maju dan terkenal tetapi harus siap tersingkir dari Manggarai Barat(MABAR) sendiri menjadi budak kaum Kapitalist Ibu kota.
Saya percaya, masayarakat Manggarai Barat pada umumnya, belum bisa menerima kemajuan yg telalu cepat meninggalkan cara berpikir agraris yg masih mereka anut. Inikah kemajuan yang akan kita anut? Menerlantarkan sesama saudara yang masih jauh tertinggal?
Akh, Komodo sebaiknya engkau musnah saja...!!! Ketenaranmu telah membuat saudara-saudarku terlantar dan tercabut serta tercabik-cabik dari eksistensinya sebagai orang Manggarai-Jelata. Bila engkau (komodo) mau, biarkan engkau tidak terkenal, karena dengan keberadaanmu sekarang sudah cukup merepotkan kami yang tertinggal dari berbagai kemajuan dunia. Apalagi jika engkau sudah lebih terkenal, pastikan bahwa kami akan diusir dari tanah leluhur kami. Kami akan tetap berbangga pada kota Labuan Bajo yang mungil dan bersahaja seperti sekarang, karena kami menginginginkan agar engkau ada dan kami pun tetap ada. Jadi, lupakanlah ketenaran yang mereka janjikan, karena semua itu hanya omong kosong dan kosmetika politik menuju tirani singga-sana kekuasaan. Akhir Nov 2011).
Fernandes Nato Wellarana
Fernandes Nato Wellarana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar