I LOVE YOU WHEN YOU HATE ME, THAT'S IT..!!
Senja indah itu akhirnya berlalu, membawa seluruh kegetiran hari ini. Meski mentari petang sempat mengecat mega-mega senja menjadi berwarna namun tak kuasa melawan waktu yang terus beranjak. Meski tersirat pesan melalui keremangan lembayung senja bahwa esok mentari akan kembali tapi kesendirian malam ini hanya akan ditemani oleh kesendirian.
Waktu terus beranjak merapat ketepian malam yang tetap setia dalam kebekuan angin lembah. Dingin. menyengat pori-pori, menggetarka nadi-nadi tubuh. Denyut jantung yang semakin kencang seakan protes terhadap alam. Dingin…
Dingin semakin menyiksa kesendirian, saat embun mulai mebasahi dedaunan, meyapa bumi yang meratapi kekeringan. Angin gunung, sepoi-sepoi basah menerobos melalui celah gubuk kediaman ku. Aku terhenyak dari dekapan dingin. Pikiran ku jauh menuju kenangan-kenangan yang pernah kita lalui bersama.
Lentik bulu matamu membuat aku terus larut dalam dinginnya malam yang serasa takan berujung. Aku bermain bersama mu dalam angan-angan, dalam kenagan masa lalu yang telah membentuk hari ini. Bisikan manja, jabatan mesra, pelukan yang erat dan kecupan yang lembut memeriahkan ‘kesendirian’ dalam balutan dingin angin malam.
Aku terus dibuai oleh manisnya masa silam tanpa memedulikan dinginnya angin malam yang semakin dingin. Mimpi-mimpi indah kian mewarnai tidur malam. Mimpi-mimpi ku seakan keberatan bila malam cepat berlalu. Aku merasa engkau berada bersama ku malam ini, di sini.
Burung hantu bersahutan , saat rembulan mulai meregang pekatnya malam. Barisan bukit yang berjejer laksana pangkuan kokoh bagi rembulan sehingga tidak jatuh dalam kolam kekelaman, kerinduan. Dahulu engkau berpesan, agar aku menatap rembulan hingga fajar tiba, bila kerinduan melampaui ubun-ubun.
Akh, entah engaku di mana, entah engkau dengan siapa, kini. Aku pun tidak berharap bertemu denganmu lagi. Kenangan itu sudah cukup bagiku, kenangan itu adalah keseluruhan dari sebagian dan aku tidak ingin mengulangnya kembali. Pilihan mu dan pilihan ku kini merupakan kepenuhan dari plot derama asamara yang harus kita lewati.
Jika engkau telah bahagia, tidak ada kewajiban moral bagiku untuk mengucapkan selamat berbahagia untukmu, toh kita hanya pernah buat kenangan dan engkau tahu itu. Jika pun malam ini aku merintih kedinginan tidak berarti aku sedang sendirian. Hanya perlu sedikit eratan pelukan untuk mengusir kedinginan.
Tapi bila engkau masih sendiri, aku tidak menyarankan agar engkau terus memikirkan aku. Itu hanya akan membuatmu kembali ke masa silam. Bila kita bertemu pun tidak perlu menyapaku. Aku tidak ingin menyakitimu. Karena meskipun engkau menyapa aku tidak akan menyahut. Maaf. Ini hanya sebuah prinsip yang perlu ditaati oleh diriku sendiri.
Cerita menjadi teman setelah menjalin asmara merupakan pengkhianatan terhadap rasa. Bilapun itu terjadi, tidak menutup kemungkinan bahwa kenangan masa silam akan menyeruak. Itu sangat tidak aku harapakan. Jadi, cerita itu tidak berlaku bagi ku. I love you when you hate me. That’s all.
Mungkinkah aku tengah mabuk oleh kedinginan. Tidak! Aku ternyata merasa dingin karena aku masih memikirkanmu. Bila kita mengulang kembali cerita silam, maka masa kini merupakan sebuah kejahatan. Jujur, aku tidak mau menodai keindahannya. Terlalu indah untuk diulang kembali. Saat yang indah adalah saat di mana cerita itu terjadi engkau sendiri tidak menyadarinya bahwa kemudian kejadian itu begitu indah untuk dikisahkan kembali, dan bila engku menyadarinya, engkau tengah mendramatisir sebuah kisah yang tidak layak untuk diceriterakan kemudian. Hidup ini dijalani dari depan dan dipahami kemudian.
Kalaupun aku masih kedinginan, aku tidak akan memanggilmu untuk menghangatkan hidupku, karena engkau telah menghangatkan masa laluku. Masa lalu yang begitu indah untuk terus dikenang dan itu cukup. Tidak untuk diulang kembali. Yang terindah bagiku adalah menjalani kekinian kisah hidup. Berceritera tentang hari esok yang masih teralu kabur untuk dijamah. Aku suka itu. Tantangan merupakan sebuah pelecut semangat meraih asa, menjamah kesamaran.
Perlu dan penting ku ulangi, bahwa aku tidak mengharapakn agar engkau menyapaku saat nanti kita berpapasan. Kita hanya pernah ada di masa silam dan itu sudah cukup bagiku. Bila engkau masih ada rasa, simpan itu untuk dia yang lain. Kisah masa lalu yang indah itu sudah cukup untuk ku. Kalau engkau tidak bahagia dengan pilihanmu sekarang itu bukan urusanku. Dan aku akan terus kedinginan jika terus memikirkan mu. So, don’t make any excuses to call me back. I love my present. Thank you. (FNW-when september ends '12).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar